MAKALAH LINGKUNGAN DAN AGROINDUSTRI
BUAH DUKU
Disusun
Oleh :
PUTRI
AZKIA (F1F115005)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Segala Puji atas kehadirat Allah
SWT karena telah melimpahkan rahmatNya sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas lingkungan dan agroindustri . Kami berharap makalah yang telah kami susun
ini dapat bermanfaat dalam segala bidang dapat menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa. Jika terdapat kesalahan dalam penyusunan dan penulisan makalah, kami
minta maaf kepada semua pihak yang telah membaca. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.
Daftar
Isi
Cover…………………………………………………………………………………………………………………………………………………1
2.6 Syarat tumbuh tanaman duku
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Duku dengan nama latin “Lansium domesticum” salah satu tanaman dari
Famili Meliaceae dan merupakan tanaman bergetah. Nama lain
yang sering digunakan adalah Aglaila dooko Griffth atau A. domesticum (Corr). Pelegrin. Di dunia ini
dikenal tiga macam spesies yang mirip satu sama lain, yakni duku, langsat, dan
pisitan (getahnya paling banyak) namun, yang terkenal adalah duku dan langsat.
Buah duku tumbuh baik pada tempat-tempat
yang ternaung dan lembap, biasa ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600
m dpl., di wilayah dengan curah hujan antara 1.500-2.500 mm per tahun.
Duku umumnya berbuah sekali dalam setahun, sehingga dikenal adanya musim buah
duku. Kondisi geografis Indonesia merupakan salah satu kondisi pertumbuhan
ideal bagi langsat dengan suhu rata-rata 22-35°C dan curah hujan rata-rata
2000-3500 mm per tahun (Lim, 2012).
Negara-negara penghasil utama duku
adalah Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia. Namun umumnya duku habis
dikonsumsi di dalam negeri masing-masing, kecuali sedikit yang diekspor ke Singapura
dan Hongkong.
Duku belum menembus pasar buah-buahan di Eropa
dan Amerika.
Buah duku merupakan salah satu buah
unggulan Provinsi Jambi. Sentra Produksi duku di Jambi adalah Kabupaten Muaro
Jambi, Bungo, Merangin, Sarolangun, Batanghari, dan Tebo1). Pengembangan buah
duku di Jambi masih terbuka luas karena agroklimat di Jambi sesuai untuk
pertumbuhan buah duku.
Buah duku memiliki segudang manfaat
bagi kesehatan tubuh yang terbukti sangat berkhasiat dalam
mengatasimasalah-masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan buah duku memiliki
kandungan yang sangat bermanfaat seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, mineral, fosfor dan zat besi. Selain itu buah duku juga kaya akan
vitamin C dan E yang dapat berperan sebagai antioksidan yang tinggi.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo: Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium
domesticum Corr
1.2 Rumusan Masalah
2.
Bagaimana
sejarah munculnya duku ?
3.
Apa habitat dari tanaman duku ?
4.
Apa saja kandungan gizi dan manfaat tanaman duku ?
5.
Bagaimana morfologi tanaman duku ?
6.
Bagaimana cara membudidayakan tanaman
duku ?
7.
Apa saja syarat untuk menanam tanaman
duku ?
1.3 Tujuan
2.
Menjelaskan sejarah munculnya duku
3.
Menjelaskan
habitus dari
tanaman duku
4.
Menjelaskan manfaat yang
dimiliki dari tanaman duku
5.
Menjelaskan morfologi
tanaman duku
6.
Menjelaskan cara
membudidayakan tanaman duku
7.
Menjelaskan syarat-syarat
untuk menanam tanaman duku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan
tanaman tropis beriklim basah berupa
poho n yang berasal dari Malaysia dan Indonesia (Kalima ntan Timur). Dari
negara asalnya, duku menyebar ke Viet nam,
Myanmar, dan India. Penyebaran duku tidak secepat manggis. Sekarang populasi duku sudah tersebar s ecara luas di seluru
h pelosok nusantara. A da yang menyebutkan
bahwa duku berasal
dari Asia Tenggara bag ian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat samp ai Kalimantan
di sebelah Timur. Jenis ini masih
dijumpai tumbuh liar di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya
utama. Jenis duku yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis duku unggul seper ti duku komering,
duku metesih dan duku condet.
Nama
lain yang sering digunakan untuk L. domesticum adalah Aglaila
dooko Griffth atau A. domesticum
(Corr). Pelegrin. Di dunia ini dikenal tiga macam spesies yang mirip satu
sama lain, yakni duku, langsat, dan pisitan (getahnya paling banyak) namun,
yang terkenal adalah duku dan langsat.
Namun, di daerah Jawa, buah langsat
sering disebut kokosan. Duku mempunyai banyak varietas, ada yang buahnya besar
sekali, tetapi ada pula yang kecil. Ada yang berbiji besar, ada pula yang tidak
berbiji, tetapi ada pula yang apomiksis (biji vegetatif). Sentra produksi duku
yang penting adalah Palembang, Condet (Jakarta), Karanganyar dan Kulonprogo
(Nanggulan). Singosari (Malang) terkenal dengan langsatnya yang tanpa biji.
Negara penghasil duku adalah Filipina,
Malaysia dan Indonesia.
2.2 Habitat Duku
Duku (Lansium
domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari
Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok
nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara
bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di
sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah
tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama. Duku merupakan
salah satu tanaman buah tropis. Tanaman buah ini termasuk tanaman tahunan
(perenial) yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
Tabel Sentra
Produksi Duku di Indonesia
Provinsi
|
Kabupaten
|
Sumatera Selatan
|
OKU, OKI, Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Muara
Enim, Banyu Asin
|
Sumatera Utara
|
Toba Samosir
|
Sumatera Barat
|
Sawahlunto/ Sijunjung
|
Jambi
|
Muaro Jambi, Batanghari
|
Jawa Tengah
|
Surakarta
|
Jakarta
|
Jakarta Timur
|
Kalimantan Barat
|
Pontianak
|
2.3 Manfaat Tanaman Duku
Tanaman duku (Lansium domesticum
Corr) memiliki beberapa manfaat. Duku merupakan buah yang rasanya manis
sehingga banyak digemari, dan memiliki aroma yang khas. Selain rasa yang manis
buah duku mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Pada setiap 100 gram duku
masak, sekitar 64% bagiannya dapat dimakan.
Bagian lain yang bermanfaat juga adalah adalah kayunya
yang berwarna cokelat muda, keras dan tahan lama yang dapat digunakan untuk
tiang rumah, gagang perabotan rumah tangga, dan lain sebagainya, selain itu
kulitnya dapat juga digunakan sebagai obat disentri sedangkan tepung dari kulit
kayu dapat digunakan untuk menyembuhkan luka bekas gigitan kalajengking . Kulit
buah dan bijinya juga dapat bermanfaat sebagai obat anti diare dan obat
penyembuh demam dan jika kuliatnya dibakar dapat digunakan untuk mengusir
nyamuk serta bahan campuran bahan bakar dupa.
2.4 Morfologi Tanaman Duku
2.4.1 Daun
Tanaman duku memiliki karakteristikdaun tersendiri.
Daunnya merupakan daun majemuk, yaitu jika pada tumbuhan tersebut terlihat
tangkainya bercabang-cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian
daunnya. Daun tanaman ini adalah daun duduk. Tulang daunnya menyirip, pada
bagian permukaan atas daunnya mengkilat, ujung daunnya meruncing pendek, tepi
daun rata, dan merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun
(lamina), Tangkai daun (petiolus), yang dinamakan daun lengkap memiliki 3 ciri
yaitu memiliki helaian daun (lamina), Tangkai daun (petiolus), dan Upih daun
atau pelepah daun (vagina). Daunnya berwarna hijau.
2.4.2 Batang
Tanaman duku merupakan tanaman
dikotil yaitu tanaman berkeping dua, jadi batang yang dimiliki tanaman ini batang
berkayu (keras), Pada permukaan batang duku terdapat bintik bintik berwarna
coklat. Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial
yaitu antara batang induk dengan cabang terlihat jelas dari perbedaan
ukurannya, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong ke
atas.
2.4.3 Akar
Akar tanaman ini Tunggang, menancap ke bawah tanah,
karena akar nya tunggang tanaman ini sangat berdiri tegak dan kokoh. Akar ini
memiliki banyak cabang mulai dari cabang besar sampai paling ujung, yaitu
tudung akar dan bulu akar.
2.4.4 Buah
Buah tanaman ini rasanya sangat manis, kenyal, dan
memiliki kandungan air yang cukup banyak. Bentuknya bulat atau bulat memanjang
(bulat buni) dengan diamter 2 sampai 4 cm, kulit buah duku muda berwarna hijau
dan berubah menjadi kuning setelah buah masak. Daging buahnya tebal, kenyal dan
buahnya melapisi bijinya.
2.4.5 Biji
Tanaman duku ini merupakan tanaman berbiji dikotil.
Bijinya lonjong
2.4.6 Bunga
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau
cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2-5 tandan atau
lebih, kerap bercabang pada pangkalnya. Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau
bertangkai pendek, menyendiri, dan berkelamin dua (terdiri dari putik dan
benang sari)
2.5 Cara Membudidayakan Tanaman Duku
Ada
beberapa cara untuk membudidayaan tanaman duku. Diantara cara pembudidayakan
tanaman duku adalah sebagai berikut :
2.5.1 Teknik Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanam
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering
pula ditanam tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang
sarikan dengan tanaman lain seperti pohon manggis dan durian (di Indonesia dan
Thailand). Jarak tanam yang dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m
(kira-kira 150 pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m untuk tipe longkong
yang tajuknya memencar di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak
tanam ini ditentukan dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya. Variasi
jarak tanam yang lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yang
perlu diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya
sudah dewasa tajuknya membutuhkan ruangan yang cukup luas. Salah satu variasi
tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama tingkat
kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti untuk lahan
yang luasnya satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.
2. Pembuatan
Lubang Tanam
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan lubang tanam. Waktu yang terbaik untuk membuat lubang tanam
adalah sekitar 1-2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam minimal yang
dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila
ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yang akan
ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka lubang yang dibuat harus lebih
dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian
lubang diusahakan lebih lebar dan lebih luas.
3. Cara Penanaman
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah
galian memadat atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum
penanaman dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dengan
ukuran kira-kira sebesar kantung yang dibuat untuk membungkus bibit. Setelah
itu pembungkus bibit dibuka dan tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yang
perlu diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh terbelit sehingga nantinya
tidak mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah
harus basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain
itu permukaan tanah yang dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap
terlihat. Setelah bibit tanam, maka tanah yang ada disekitarnya dipadatkan dan
disiram dengan air secukupnya. Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat
diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering untuk menjaga
kelembaban dan menghindari pengerasan tanah.
2.5.2 Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan
Penyulaman
Kegiatan
penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan antara tanaman
pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yang
terjadi adalah untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang
tumbuh. Tanaman selain duku yang dijarangi sebaiknya merupakan tanaman yang
memang tidak dikehendaki dan menggangu pertumbuhan tanaman duku. Penyulaman
tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku yang mati. Tumbuhan
liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius 1-2 meter dari
tanaman duku harus bersih.
2. Penyiangan
Kegiatan penyiangan diperlukan untuk menghilangkan rumput
dan herba kecil yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman duku. Penyiangan
dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan bantuan beberapa alat pertaniannya
lainnya.
3. Pemupukan
Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan
ketersediaan hara tanah. Meskipun tidak ada pedoman baku untuk pemupukan duku,
tetapi agar tidak membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut:
a) Tahun kedua dan
ketiga untuk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15-30 kg pupuk organik,
urea 100 gram, TSP 50 gram dan ZK 20 gram.
b) Tahun keempat,
kelima dan keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi
25-40 kg pupuk organik, urea 150
gram, TSP 60 gram dan juga pupuk ZK sebanyak 40 gram.
c) Tahun-tahun
berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian pupuk sebaiknya
disesuaikan pula dengan tingkat pertumbuhan tanaman duku dan kesuburan tanah.
Pemupukan duku dilakukan dengan cara menggali
tanah di sekitar tanaman duku sedalam 30-50 cm dengan lebar yang sama.
Lubang pupuk tersebut dibuat melingkar yang letaknya tepat disekeliling tajuk
tanaman.
4. Pengairan dan
Penyiraman
Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yang cukup
terutama pada
musim kemarau.
Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat dan kokoh maka penyiraman
dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat saluran air
untuk mencegah air yang tergenang baik yang berasal dari hujan maupun air
penyiraman.
2.6 Syarat tumbuh tanaman duku
2.6.1 Iklim
1. Angin tidak
terlalu mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman duku tetapi tidak dapat tumbuh optimal di daerah yang
kecepatan anginnya tinggi.
2. Tanaman duku
umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya tinggi dan merata sepanjang
tahun. Tanaman duku tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim basah sampai
agak basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.
3. Tanaman duku
tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi.
4. Tanaman duku
dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah dengan suhu rata-rata 19
derajat C.
5. Kelembaban
udara yang tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya
jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.
2.6.2 Media Tanam
1. Tanaman duku
dapat tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan organik, subur
dan mempunyai aerasi tanah yang baik. Sebaliknya pada tanah yang agak
sarang/tanah yang banyak mengandung pasir, tanaman duku tidak akan berproduksi
dengan baik apabila tidak disertai dengan pengairan yang cukup.
2. Derajat
keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku adalah 6–7, walaupun
tanaman duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah
masam.
3. Di daerah yang
agak basah, tanaman duku akan tumbuh dan berproduksi dengan baik asalkan
keadaan keadaan air tanahnya kurang dari 150 m di bawah permukaan tanah (air
tanah tipe a dan tipe b). Tetapi tanaman duku tidak menghendaki air tanah yang
menggenang karena dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.
4. Tanaman duku
lebih menyukai tempat yang agak lereng karena tanaman duku tidak dapat tumbuh
optimal pada kondisi air yang tergenang. Sehingga jika tempatnya agak lereng,
air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk suatu genangan air.
2.7 Kandungan Gizi dan Senyawa Lainnya
2.7.1 Kandungan Gizi
Buah duku mengandung beberapa kandungan zat gizi yang dapat dilihat pada Tabel.
Tabel
Kandungan Gizi dalam 100 gram Buah Duku
:
No
|
Jenis Gizi
|
Kandungan
|
1
|
Energi
|
63 kkal
|
2
|
Protein
|
1,0 gr
|
3
|
Lemak
|
0,2 gr
|
4
|
Karbohidrat
|
16,1 gr
|
5
|
Kalsium
|
18 mgr
|
6
|
Fosfor
|
9 mgr
|
7
|
Vitamin A
|
-
|
8
|
Vitamin B1
|
0,05 mgr
|
9
|
Besi
|
0,9 mgr
|
10
|
Vitamin C
|
9 mgr
|
11
|
Air
|
82 gr
|
12
|
Bagian yang dapat dimakan
|
64%
|
2.7.2 Kandungan Senyawa Lainnya
1. Kandungan Senyawa Lain di dalam Buah
Duku
a)
Serat
Pangan (Dietary Fiber)
Serat pangan berguna untuk membantu
menjaga kesehatan saluran pencernaan, menekan angka kolesterol dalam darah,
mencegah kanker kolon, dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab
kanker.
Kandungan Gizi dan Manfaat Buah
b) Saponin
Saponin digunakan sebagai bahan
untuk mencuci rambut.
2. Kandungan Senyawa di dalam Kulit dan
Biji Duku
a)
Oleoresin
Oleoresin berguna sebagai antidiare
dan obat cacing
2.8 Manfaat Tanaman Duku
Manfaat utama tanaman duku sebagai
makanan buah segar atau makanan olahan lainnya. Bagian lain yg bermanfaat
adalah kayunya yg berwarna coklat muda keras & tahan lama, digunakan utk
tiang rumah, gagang perabotan & sebagainya.Kulit buah & bijinya dapat
pula dimanfaatkan sebagai obat anti diare & obat menyembuhkan demam.Sedangkan
kulit kayunya yg rasanya sepet digunakan utk mengobati disentri, sedangkan
tepung kulit kayu digunakan utk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
2.9 Buah Duku Juga Bermanfaat Bagi Kecantikan
a)
Menurunkan
berat badan, kandungan di dalam buah duku bisa mengaktifkan senyawa carnitine
yang berperan di dalam pembakaran lemak tubuh, dengan metabolisme lemak yang
lancar sangat efektif untuk menurunkan berat badan, diet anda menjadi lebih
mudah.
b)
Mencegah
penuaan dini, kandungan vitamin C dalam buah duku merupakan antioksidan yang sangat
baik untuk melawan bahaya radikal bebas, dan juga efektif untuk mencegah
tanda-tanda penuaan seperti gari haluspadawajah dan juga flek hitam.
c)
Menjaga
kesehatan kulit , vitamin E dalam buah duku dapat menjaga elastisitas kulit
anda dan juga melindunginya dari pengaruh buruk sinar matahari, kelembapan juga
akan tetap terjaga, kulit menjadi sehat dan cerah.
2.10 Jenis-Jenis Buah Pohon Duku
Beberapa jenis buah pohon duku dan karakteristiknya:
1. Duku
Yang termasuk dalam kelompok duku
atau nan bernama ilmiah L. domesticum var . Duku ini umumnya memiliki pohon
dengan batang nan besar dan memiliki dedaunan nan lebih rimbun dan padat
berwarna hijau cerah.
Ciri khas buahnya ialah memiliki
kulit buah nan tebal dan berwarna kuning cokelat, tak bergetah saat dipencet,
daging buahnya berasa lebih manis dan lebih berair, serta memiliki daging nan
lebih tebal sebab bentuk bijinya kecil.
2. Langsat
Langsat memiliki nama ilmiah L.
domesticum var .domesticum . Nama langsium sendiri sebenarnya diambil dari nama
langsep Jawa Timur. Namun di Jawa Tengah, buah langsat ini disebut pijetan .
Golongan ini memiliki buah nan sedikit dalam satu tandannya, yaitu antara 8-12
buah.
Ciri khas buahnya ialah kulit
buahnya memiliki getah nan banyak dengan rona kuning muda agak kehijauan.
Daging buahnya tebal tetapi rasanya lebih asam dari buah duku.
3. Kokosan
Kokosan disebut juga L. domesticum
var.equaeum . Kelompok duku nan termasuk dalam kelompok kokosan ini biasanya
tak dimakan sebab daging buahnya sangat sedikit dan rasanya sangat asam.
2.11 Penanganan Limbah
1.
Kulit Batang Kayu
Manfaat : rasa sepatnya bermanfaat
untuk menyembuhkan disentri dan malaria. Sedangkan tepung kulit kayunya dapat
digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
2.
Benalu Pohon
Manfaat : dapat menghambat dan
membasmi sel-sel kanker.
3.
Kulit Buah
Manfaat : sebagai antidiare, obat
cacing, dan obat penyembuh demam. Di Filipina, kulit buah duku biasanya dibakar
untuk mengusir nyamuk. Dan dapat digunakan sebagai isi baterai karna kulit nya
mengandung energy listrik.
4.
Biji Buah
Manfaat : sebagai antidiare, obat
cacing, obat penyembuh demam, perasannya bermanfaat untuk obat sakit kepala,
dan parutan bijinya untuk mengobati bisul dan luka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari
makalah ini tanaman duku (Lansium
domesticum Corr) merupakan tanaman dikotil, dilihat dari karakteristik yang
dimilikinya. Tanaman ini memiliki banyak
manfaat dari struktur yang dimilikinya dari batang, khususnya pada buahnya.
Bukan hanya manis untuk dimakan juga mempunyai nilai gizi yang banyak yang
dikandung buah ini. Begitu juga dengan kulit dari buah duku ini bermanfaat.
Tanaman ini juga ditanam bukan ditempat sembarang terdapat budidaya khusus
untuk tanaman ini.
3.2 Saran
Saran yang penulis berikan adalah untuk lebih
membudidayakan tanaman duku ini karena mempunyai manfaat yang banyak, agar
lebih berguna untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, dkk. 1985. Bercocok Tanam Buah-buahan. Semarang: Aneka Ilmu.
Direktorat
Gizi, Departemen Kesehatan Direktorat Bina Produksi Hortikultura 2000
Direktorat
Tanaman Buah, Dirjen Hortilkultura, Departemen Pertanian 2005 dalam Tim
Penulis Penebar
Swadaya 2007
Ilhas, D. 2012. http://herbalindonesia.biz/wp-content/uploads/2012/05/duku.jpg6.26
Diakses pada 19 Februari , pukul 19:00
Pranitasari, Novi. 2011. http://novi-biologi/2016/02/duku-lansium//
Diakses pada 19 Februari 2016, pukul 20:00
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tohir, A.K.
1983. Pedoman Bercocok Tanamn Buah-buahan.
Jakarta : Pradyaoaramita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar